Kamis, 08 September 2011

Contoh Proposal PTK

JUDUL PENELITIAN: “ PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PAI (ASPEK AKHLAK) PADA SISWA KELAS V SD BAITU ILMIN SURABAYA MELALUI METODE CERAMAH, ROLEPLAY, DAN DISKUSI

  1. Latar Belakang Masalah
Kondisi pemahaman penanaman akhlak sesuai dengan materi pelajaran pada siswa SD Baitu Ilmin kelas V dirasa masih jauh dari tujuan, hal ini bisa dilihat pada saat guru mengevaluasi hasil proses belajar mengajar yang baru saja dilewati, tidak membekas pada ingatan siswa apalagi sampai mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Dari segi kognisi, hanya beberapa  siswa (5%) yang dapat menyimpulkan materi yang baru saja berlangsung. Hal ini  disebabkan kurangnya variasi dalam menggunakan metode pembelajaran yang sesuai denga tujuan pencapaian akhlak siswa. Selama ini dalam pembelajaran akhlak, guru hanya menggunakan metode ceramah (cerita) sesuai dengan bacaan yang terdapat pada buku pegangan siswa. Kondisi seperti ini yang menjadikan kurang bermutunya hasil pembelajaran pada aspek akhlak, dan harus segera dilaksanakan sebuah penelitian tindakan dengan mencoba menggunakan metode pembelajaran secara bervariasi.
Harapan setelah diadakan penerapan metode ceramah, sosiodrama, dan diskusi pada saat yang bersamaan, siswa akan lebih memahami dan pembelajaran akan bermakna sehingga proses belajar mengajar menjadi berkualitas. Drs. Syaiful Bahri D dan Drs. Aswan Zain mengatakan, sebelum metode sosiodrama dimulai, terlebih dahulu harus dijelaskan oleh guru alur drama yang akan dipraktekan siswa, dan itu menggunakan metode ceramah, kemudian setelah sosiodrama di pergunakan, para siswa mendiskusikan hasil drama yang telah diperankan oleh teman mereka sendiri (2006).
Karena siswa sendiri yang memperagakan akhlak sesuai dengan karakter yang dimainkan, maka secara tidak langsung siswa mengalami sendiri dan diharapkan pembelajaran bisa bermakna bagi mereka, kemudian secara berkelompok, siswa mendiskusikan drama yang telah ditampilkan untuk membuat suatu pelejaran yang bisa diambil dari kejadian yang baru saja berlangsung.

  1. Rumusan masalah
Proses pembelajaran PAI di SD Baitu Ilmin, khususnya aspek Akhlak, yang pada intinya adalah menilai segi afektifnya, selama ini guru belum pernah mempraktekan metode yang sesuai dengan pencapaian pembelajaran dengan cara bervariasi. Maka hasilnya, kualitas pembelajaran sangat kurang, bisa dibilang pencapaian hasil belajar hanya 15%. Siswa juga merasa kurang bergairah mengikuti pembelajaran karena guru menerangkan secara monoton. Maka penelitian ini kami ambil rumusan masalah sebagai berikut:
Apakah melalui penerapan metode ceramah, role play, dan diskusi secara bervariasi dapat meningkatkan kualitas pembelajaran akhlak pada siswa kelas V SD Baitu Ilmin Surabaya?

  1. Tujuan Penelitian
Bagi guru, penelitian bertujuan untuk meningkatkan ekspertisnya yang dapat disumbangkan kepada masyarakat sekolah dengan berbagai perspektif unik dalam belajar mengajar (Rochiati Wiriaatmdja: 2006). Seorang guru seharusnya tidak Cuma mengajar sebagai tugas pokok, tapi juga meneliti keberhasilan dalam proses belajar mengajar, apakah sudah sesuai dengan yang diharapkan atau belum. Menurut Susilo (2007); Guru tidak sekedar datang, mengajar dan pulang, namun diperlukan analisis tindakan dalam kelas. Dari analisis diharapkan menemukan kesalahan yang selama ini menjadi terhambatnya tujuan pembelajaran serta kurang berkualitasnya hasil proses belajar mengajar. Hal itu dimungkinkan adanya salah satu kesalahan dalam menerapkan metode pembelajaran. Sesuai dengan topik penelitian tindakan kelas melalui penerapan metode ceramah, role play, dan diskusi diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran aspek akhlak bagi siswa kelas V SD Baitu Ilmin Surabaya.
Sebagai tujuan utama penelitian adalah ingin mengetahui peninmgkatan kualitas pembelajaran setelah menerapkan metode ceramah, role play, dan diskusi secara bervariasi.


  1. Manfaat Penelitian
Penerapan metode secara bervariasi antara metode ceramah, role play, dan diskusi diharapkan dapat bermanfaat bagi:
-          Siswa, memahami karakter sesuai dengan peran yang dimainkan sehingga dapat diaplikasikan dalam tingkahlaku sehari-hari, serta memahami beberapa metode yang dipraktekkan oleh guru.
-          Guru bidang studi, mencoba menggabungkan beberapa metode pembelajaran sekaligus untuk meningkatkan kualitas proses pembelajara yang selama ini belum pernah dilakukan sekaligus mengaplikasikan model Pembelajaran yang Akti, Inovatif, Kreatia, Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM).
-          Guru lain, bisa dijadikan contoh untuk melakukan dan melaksanakan proses pembelajaran dengan menggabungkan beberapa metode pembelajaran sesuai dengan bidang studi yang diampu.

















E. KAJIAN PUSTAKA
      Kegiatan belajar mengajar yang melahirkan interaksi unsur-unsur manusiawi adalah sebagai suatu proses dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Guru dengan sadar harus berusaha mengatur lingkungan pembelajaran agar siswa dalam belajar merasa bergairah dan menyenangkan serta berkualitas, dan hal itu bisa terwujud manakala dalam proses pembelajaran menggunakan beberapa metode pembelajaran.
      Yang perlu dilakukan para guru adalah memahami kedudukan metode pembelajaran itu sendiri sebagai suatu alat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kedudukan metode merupakan salah satu komponen yang ikut ambil bagian dari keberhasilan belajar mengajar . Kerangkan berpikir yang demikian bukan merupakan hal yang aneh, tapi benar-benar nyata dan memang harus benar-benar dipikirkan oleh seorang guru.
      Metode dalam pembelajaran sangat banyak, dan guru jarang sekali menggunakan satu metode dalam tiap kali pertemuan. Metode berarti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai suatu tujuan (H.M. Arifin: 2003). Adapun metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru yang dalam menjalankan fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran (Hamzah B. Uno: 2007). Penggunaan metode harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan serta suasana kelas. Penggunaan metode yang tepat dan bervariasi akan dapat dijadikan  sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah (Drs. Saiful Bahri dan Drs. Aswan Zain: 2006).

  1. Metode Ceramah
Metode ceramah sering juga dikatakan metode kuliah. Hal ini bisa dikatakan demikian karena metode ceramah adalah metode yang menggunakan tehnik seorang guru aktif berceramah, dan seorang siswa hanya menjadi pendengar setia. Metode ceramah memang tidak bisa ditinggal, yaitu sebagai wahana pengantar dalam menerangkan berbagai topik maupun tujuan yang akan dicapai, meskipun hanya ceramah singkat. Adapun yang dimaksud dengan metode ceramah adalah metode yang memberikan informasi pada sejumlah pendengar pada suatu kesempatan (Dra. Wahyu Suprapti, MM dan Drs. Sudariman: 2002) 
  1. Metode Role Play
Secara etimologi yang dimaksud role play (bermain peran) adalah memainkan sesuatu peran tertentu sehingga pemain harus mampu berbuat (berbicara dan bertindak) seperti peran yang sedang dimainkan (Dra. Wahyu Suprapti: 2002).  Penggunaan metode role play diharapkan siswa sendiri yang memerankan seorang pelaku, sehingga siswa benar-benar memahami karakter dan tingkahlaku sosial seperti aslinya. Jika seorang guru ingin mendapatkan kualitas pembelajaran terutama aspek akhlak, maka harus ada satu contoh akhlak yang bisa ditiru siswa dalam penerapan metode role play seperti peranan yang dimainkan. Secara tidak langsung, siswa seakan-akan mengalami  langsung, sehingga diharapkan pengetahuan siswa tentang peran yang dimainkan selamanya membekas sebagi efek dari peran yang dimainkan. Berbeda hasilnya  jika seorang guru hanya menceritakan peran seseorang yang dimaksud tanpa sedikitpun melibatkan siswa untuk berperan. Pemakaian metode role play ini harus dipersiapkan guru dengan sebaik mungkin, sehingga siswa yang ditunjuk untuk memerankan seorang tokoh benar-benar dapat menghayati dan mengapresiasikan sesuai dengan skenario yang sudah disusun secara baik oleh guru. Hal-hal yang belum difahami siswa dalam memerankan seorang tokoh, harus diterangkan

  1. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah membahas sesuatu masalah dengan mengemukakan dasar alasannya untuk mencari jalan solusinya denga  sebaik-baiknya. Diskusi merupakan ajang bertukar pikiran diantara sejumlah siswa dan membahas masalah tertentu uyang dilaksanakan secara teratur, dan bertujuan untuk memecahkan masalah tersebut. Kelebihan penerapan metode diskusi diantaranya adalah; anggota kelompok berpartisipasi aktif, mengembangkan tanggung-jawab perorangan atau kelompok, mengukur konsep atau ide yang dapat diakui kebenarannya dan dapat diterapkan, mengembangkan confidensi siswa dalam mneyajikan pendapatnya, memperoleh banyak informasi, serta aplikasi hasil hasil diskusi mantap karena ide yang dikemukakan adalah hal yang alami. Hal-hal yang perlu dihindari sebagai kelemahan penerapan metode diskusi, diantaranya adalah; memakan waktu yang cukup lama, perlu persiapan yang matang, dan guru harus menghentikan diskusi manakala pada saat siswa berpendapat atau bertanya keluar dari topik yang didiskusikan.

Bila ketiga metode tersebut digabungkan secara bervariasi dalam kegiatan pembelajaran, maka peranan metode ceramah dijadikan sebagai pengantar untuk mengarahkan topik dan tujuan yang ingin dicapai bersama-sama, dan metode role play digunakan untuk mengaktifkan siswa dalam mempraktekkan peranan sesuai dengan yang diharapkan, dan hasil akhirnya dapat dilakukan diskusi secara bersama-sama melalui pembentukan kelompok untuk mengevaluasi hal-hal yang belum dimengerti, serta dijadikan wahana untuk menggali gagasan siswa dalam menggambil suatu kesimpulan dari proses pembelajaran yang baru saja dilangsungkan. Dengan penggunaan metode yang bervariasi diharapkan kualitas pembelajaran menjadi meningkat, karena dipraktekkan dengan menyenangkan, sehingga menghindari kebosanan dan kejenuhan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.

Pembelajaran Akhlak
Pembelajaran akhlak termasuk dalam kerangka dasar kurikulum 2006 termasuk kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia. Menurut E. Mulyasa ( 2006), ruang lingkup kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia  dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa   kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama.
Jelas bahwa pembelajaran akhlak termasuk salah satu tujuan utama dalam dunia pendidikan dengan harapan semua peserta didik dapat berakhlakul karimah sesuai dengan harapan masyarakat, bangsa dan negara, lebih-lebih agama.


F. METODOLOGI PENELITIAN
            Metodologi penelitian ini secara sistematis adalah dengan diawali langkah-langkah sebagai berikut:
  1. Setting; penelitian ini dilakukan terhadap 35 siswa SD Baitu Ilmin kelas V dalam peningkatan kualitas pembelajaran PAI aspek akhlak dengan menerapkan metode ceramah, role play, dan diskusi yang selama ini belum pernah dilakukan sehingga pembelajaran belum mencapai tujuan sesuai harapan. Hal ini dikarenakan guru bidang studi PAI belum melaksanakan metode pembelajaran secara bervariasi, bahkan selama ini bersifat monoton sehingga proses pembelajaran kurang berkualitas dan tidak menyenangkan. Penelitian ini akan dilakukan selama semester genap.
  2. Sasaran; diharapkan jumlah 35 siswa SD Baitu Ilmin kelas V berpartisipasi aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar dengan menggunakan metode secara bervariasi sehingga para siswa merasa senang dan tidak bosan, dan pada akhirnya proses pembelajaran akan berkualitas demi mewujudkan tujuan pembelajaran.
  3. Rencana Tindakan; Guru memberitahukan kepada siswa kelas V SD Baitu Ilmin Surabaya bahwa pertemuan minggu depan akan dilaksanakan sosio drama untuk materi akhlak sesuai dengan Standar Kompetensi. Guru menyiapkan segala fasilitas, dan sebelum siswa melakukan role play, guru menjelaskan langkah-langkah yang harus diperankan oleh siswa yang ditunjuk. Kemudian mengamati pelaksanaan metode role play, setelah pelaksanaan role play, seluruh siswa harus berkumpul sesuai dengan kelompok masing-masing yang sebelumnya sudah ditentukan oleh guru untuk berdiskusi membahas hal-hal yang masih belum jelas setelah permainan drama dan mengevaluasi. Guru juga menganalisis perjalanan praktek metode dari awal hingga akhir pembelajaran, dan mencatat langkah selanjutnya yang perlu diperbaiki sehingga penerapan metode pembelajaran yang akan datang akan lebih baik daripada yang telah dilakukan.
  4. Pengambilan Data; Data diambil pada saat awal pembelajaran dimulai, baik pada saat guru berceramah, bagaimana siswa memperhatikan  penjelasan dari guru tentang topik dan kompetensi dasar yang akan dicapai, kemudian menilai keseriusan siswa yang telah memerankan sesuai dengan tokoh yang diperankan, apakah sudah sesuai dengan peranannya, dan bagaimana dengan siswa lain yang juga menyimpulkan jalannya alur cerita, apa saja yang dapat mengganggu kelancaran dalam pelaksanaan metode ceramah dan role play. Dan guru juga menilai sikap siswa disaat pelaksanaan diskusi, dengan memperhatikan alokasi waktu, serta fokus pembicaraan dalam memecahkan suatu masalah yang belum dimengerti oleh sebagian siswa. Langkah selanjutnya (siklus) adalah merencanakan proses pembelajaran pertemuan ke dua, melaksanaan metode pembelajaran, mengamati proses pembalajaran sesuai dengan metode yang direncanakan, kemudian mengevaluasi hasilnya.  
  5. Analisis Data; Proses pembelajaran yang telah berlangsung dianalisis hasilnya, mulai dari guru memberikan arahan dan penjelasan, kemudian menyuruh siswa memperagakan sesusai dengan skenario dalam memerankan seorang tokoh, dan bagaimana perjalanan diskusi siswa dalam memecahkan permasalahan, dan guru merencanakan langkah siklus  berikutnya. Selanjutnya seluruh kegiatan pembelajaran dianalisis untuk mengetahui kegagalan atau kesalahan untuk diperbaiki dalam pembelajaran yang akan datang.
  6. Indikator Kinerja; Siswa kelas V SD Baitu Ilmin dapat memerankan perilaku tokoh yang diperankan dan mencontoh akhlak atau perilaku yang baik seperti yang diperankannya.

G. Jadwal Penelitian
Penelitian dilakukan mulai dari awal pembelajaran efektif semester genap hingga akhir, atau kurang lebih 4 - 5 bulan dengan melakukan minimal 2 siklus dan sekaligus pembuatan laporan pelaksanaan penelitian. Lebih rinci seperti tabel di bawah ini:
No
Jenis Kegiatan
Bulan
1
Penyusunan Proposal
Pertama
2
Pelaksanaan PBM dengan metode bervariasi
Ke-dua
3
Evaluasi/refleksi kegiatan
Ke-tiga
4
Pelaksanaan PBM selanjutnya
Ke-empat
5
Evaluasi/refleksi kegiatan kedua
Ke-lima
6
Penyusunan Laporan Hasil Penelitian
Ke-enam

CURICULUM VITTAE

Tidak ada komentar:

Posting Komentar