Selasa, 13 September 2011

Model Pembelajaran Asam Basa Berbasis Inkuiri Laboratorium Sebagai Wahana Pendidikan Sains Siswa SMP

Model Pembelajaran Asam Basa Berbasis Inkuiri Laboratorium Sebagai Wahana
Pendidikan Sains Siswa SMP
AriefSidharta
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperkenalkan dan mengetahui efektivitas Model
Pembelajaran Berbasis Inkuiri  Laboratorium Sebagai Wahana Pendidikan Sains yang
cocok bagi siswa SMP agar meningkatkan: penguasaan  konsep kimia, kemampuan
berpikir kreatif, dan keterampilan proses sains siswa. Metode yang digunakan adalah
metode penelitian kelas, dan difokuskan pada pokok bahasan asam basa. Penelitian ini
dilakukan di salah satu SMP Negeri di kota Bandung dengan subyek sebanyak 40 siswa
kelas III. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi model pembelajaran,
soal-soal tes, pedoman wawancara, pedoman observasi dan angket, sedang LKS
digunakan pada saat kegiatan laboratorium. Dalam model pembelajaran dikembangkan
empat jenis konsep yaitu konsep kongkret, konsep yang menyatakan sifat, konsep yang
melibatkan penggambaran simbol, dan konsep berdasarkan prinsip. Model pembelajaran
ini dapat meningkatkan pemahaman konsep pada setiap kelompok kemampuan siswa,
mengembangkan kemampuan berpikir kreatif dengan hasil tertinggi pada aspek
membangun konsep di atas pengetahuan yang telah ada pada diri siswa dan terendah
pada aspek memilih hal-hal yang mungkin tidak relevan, serta keterampilan proses sains 
mengatasi kurangnya waktu pembelajaran, bagian-bagian pembelajaran tertentu dapat
dilaksanakan di luar jam kelas.
I. Pendahuluan

PandanganterkinidaripendekataninkurimunculdariNational Science Education
Standards(NSES)(1996).Salahsatuareadalamstandarpengajaransainsdanstandar
pengembangan profesional adalah pengembangan program pembelajaran berbasis
inkuiri dan pembelajaran konten sains melalui inkuiri. NSES mengesahkan kurikulum
sainsyangmelibatkansiswasecaraaktifdalamsainsmenggunakanpendekataninkuiri.
Pendekataninitelahmengubahfokuspendidikansainsdaripenghafalankonsep#konsep
dan fakta#fakta dalam mata pelajaran ke belajar berdasar inkuiri, selanjutnya siswa
mencobamenjawabuntukmemahamidan/ataumemecahkansuatumasalah(NRC,1996
&1999).
Pedagogi (cara mengajar) menganjurkan untuk suatu pendekatan inkuiri, yang
melibatkansiswasecaraaktifmenggunakanprosessainsdankemampuanberpikirkritis
dan kreatif seperti mereka menemukan jawaban atas pertanyaan#pertanyaan yang
diajukan(Hebrank,2000).
Sementara itu, Hodson (1996) mengemukakan bahwa pembelajaran berbasis
kegiatan laboratorium dapat meningkatkan perkembangan siswa melalui: 1) proses
belajarsains(learning science);2)belajartentangsains(learning about science);dan3)
belajar 'mengerjakan' sains (doing science). Berdasarkan pandangan#pandangan
tersebut yang dapat mensintesiskan suatu pendekatan yang akan diambil dalam
penelitian ini yaitu pendekatan inkuiri laboratorium. Dalam pendekatan inkuiri
laboratorium,konsep#konsepyangdipraktikumkandirancangsedemikianrupasehingga
relevandengankehidupansehari#harisiswa.
Pentingnya menghubungkan materi dengan kehidupan sehari#hari sebagai
landasan pengembangan pendekatan pembelajaran ditujukan untuk: 1) memotivasi
belajarsiswa;2)melatihberpikirkritis,kreatif,analitik;3)mengembangkanketerampilan
prosesdanketerampilansosial.
Rancangan model pembelajaran yang disusun ini, selain ditujukan untuk
meningkatkan pemahaman terhadap konsep asam basa, juga untuk mengembangkan
keterampilan berpikir kreatif,keterampilan proses sains siswa, dan wahana pendidikansainssiswaSMP.
II.   Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian
Berdasarkanuraiandalamlatarbelakangdiatas,makarumusanmasalahdalam
penelitianadalah:“Apakah model pembelajaran asam basa  berbasis inkuiri laboratorium
sebagai wahana pendidikan sains yang dikembangkan ini dapat meningkatkan 
keterampilan berpikir kreatif dan keterampilan proses sains siswa SMP?”.
Berdasarkan masalah di atas diindentifikasi beberapa fokus pertanyaan penelitian
meliputi:
1. Apakah model pembelajaran yang disusun dapat meningkatkan penguasaan
konsepsiswa?
2. Apakahmodelpembelajaran yangdisusundapatmeningkatkanketerampilan
berpikirkreatifsiswa?
3. Apakahmodelpembelajaran yangdisusundapatmeningkatkanketerampilan
prosessainssiswa?
4. Bagaimanapembelajaranasam#basasebagaiwahanapendidikansainssiswa
SMP?
5. Bagaimana tanggapan guru dan siswa terhadap model pembelajaran yang
disusun?
6. Apakeunggulandankelemahanmodelpembelajaranyangditerapkan?
 III. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
      A.   Tujuan Penelitian
Tujuanyangingindicapaidalampenelitianiniadalah:
1. Mendapatkan karakteristik model pembelajaran yang cocok dikembangkan
bagi siswa SMP untuk meningkatkan konsep kimia, keterampilan berpikir
kreatifdanketerampilanprosessebagaiwahanapendidikansains.
2. Mengetahui peningkatan penguasaan siswa terhadap konsep asam basa
setelahimplementasimodelpembelajaran
3. Mengetahui peningkatan penguasaan keterampilan berpikir kreatif setelah
implementasimodelpembelajaran?
4. Mengetahui peningkatan penguasaan  keterampilan proses sains siswa
setelahimplementasimodelpembelajaran.
5. Mengetahuipembelajaranasam#basasebagaiwahanapendidikansainssiswa
SMP.
6. Mengetahui tanggapan guru dan siswa mengenai model pembelajaran yang
diimplementasikan.
7. Mendeskripsikankeunggulandandankelemahanmodelpembelajaran
     B.   Manfaat Penelitian
Manfaat Praktis
1. Bagiguru,hasildaripenelitianinidapatmemberikansuatualternatifmodel
pembelajaran asam basa untuk tingkat SMP disamping dapat juga diadopsi
olehgurusainsjenjanglainnya.
2. Bagisiswa,modelpembelajaraninidiharapkandapatmemotivasibelajarsains
secaraumum,aspekkimiasecarakhusus.
3. Bagi peneliti, hasil penelitian maupun beberapa keterbatasan yang dihadapi
dapatdijadikansalahsaturujukanuntukpengembanganmodelpembelajaran
lebihlanjut.
4. Bagipengembangkurikulum,hasilpenelitianinidiharapkanmenjadimasukan
dalampengembangankurikulumdanmodelpembelajaransainsdiSMPserta
merekomendasikan beberapa faktor pendukung kepada pihak penentu
kebijakan(DepartemenPendidikanNasional).
              Manfaat teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
mengenai pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Inkuiri Laboratorium
Sebagai Wahana Pendidikan Siswa SMP serta dalam Pengembangan Kurikulum
SainsTerintegrasiUntukJenjangSMP.
IV. Kerangka Pemikiran
A.  Kedudukan Kimia dalam Sains di SMP
 PadaKurikulumBerbasisKompetensi,bahankajiankimiadimasukkandalam
matapelajaranSains(IPA)baikdiSDmaupunSMPsecaraterintegrasi.
Istilah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan terjemahan dari bahasa
Inggris “Natural Science” atau disingkat “Science”. Dalam bahasa Indonesia, science
ditulis dengan “Sains” atau IPA. Menurut Trowbridge & Bybe (1990), sains merupakan
representasidarihubungandinamisyangmencakuptigafaktorutama,yaitu:“theextant
bodyofscientificknowledge,thevaluesofscience,andthemethodsandprosessessof
sceince”.Artinya sains merupakan produk (body of scientific knowledge), metode dan
proses(methodsandprocesses)sertamengandungnilai#nilai(values).
B.  Peranan Konsep Dalam  Pembelajaran
            Ilmu kimia tumbuh dan berkembang berdasarkan eksperimen#eksperimen,
dengan demikian dapat dikatakan sebagai ilmu eksperimental. Dari eksperimen#
eksperimen tersebut lahirlah deskripsi yang berupa konsep#konsep (Liliasari, 1999).
MenurutRosser(1984,dalamDahar),konsepadalahsuatuabstraksiyangmewakilisatu
kelasobyek#obyek,kejadian#kejadian,kegiatan#kegiatanatauhubungan#hubunganyang
mempunyaiatribut#atributyangsama.Dahar(1989)mengemukakanbahwapengetahuan
kimiadisusunolehkonsep#konsepdalamsuatujaringanproposisi,artinyapengetahuan
kimiamerupakanserangkaiankonsep#konsep yangsatusamalainsalingberhubungan
sehinggamelahirkansuatupemahamanyangbermakna.
Konsep#konsep kimia dapat dikelompokkan berdasarkan atribut#atribut konsep
menjadibeberapakelompokkonsep(Herron,1997),yaitu:
1. Konsep konkrit, yaitu konsep yang contohnya dapat dilihat, misalnya gelas
kimia,tabungreaksi,spektrum.
2. Konsep abstrak, yaitu konsep yang contohnya tidak dapat dilihat, misalnya
atom,molekul,inti.
3. Konsepdenganatributkritisyangabstraktapicontohnyadapatdilihat,misalnya
unsur,senyawa.
4. Konsepyangberdasarkansuatuprinsip,misalnyamol,campuran,larutan.
5. Konsep yang melibatkan penggambaran simbol, misalnya lambang unsur,
rumuskimia,persamaanreaksi
6. Konsepyangmenyatakansuatusifat,misalnyaelektropositif,elektronegatif
7. Konsep#konsep yang menunjukkan atribut ukuran meliputi ton, kg, g (ukuran
massa),Molar,molal,pH(ukurankonsentrasi).

PembelajaranIPA yangbertolakdarikonseppadaumumnyaakanlebihefektif
bila diselenggarakan melalui model pembelajaran yang termasuk rumpun pemrosesan
informasi. Model pemrosesan informasi bertitik tolak dari prinsip#prinsip pengolahan
informasi yang diterima individu. Model ini menjelaskan cara individu memberi respon
yangdatangdarilingkungannya,yaknidengancaramengorganisasidata,memformulasi
masalah, membangun konsep dan rencana pemecahan masalah serta menggunakan
simbol#simbolverbaldannon#verbal.(Joyce&Weil,1992).
C.  Inkuiri Melalui Kegiatan Laboratorium Dalam Pembelajaran Sains
Inkuiri dapat diartikan sebagai proses yang ditempuh manusia untuk
mendapatkan informasi atau untuk memecahkan suatu permasalahan. Model
pembelajaran inkuiri didefinisikan Piaget (Sund dan Trowbridge: 1973) sebagai
pembelajaran yang mempersiapkan situasi bagi anak untuk melakukan eksperimen
sendiri; dalam arti luas ingin melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, inginmenggunakan simbol#simbol dan mencari jawaban atas pertanyaan sendiri,
menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain, membandingkan
yangditemukansendiridenganyangditemukanoranglain.
Moh.Amien (1987) mengemukakan pada hakekatnya, kegiatan apapun yang
dilakukan di laboratorium, mengelola laboratorium, khususnya guru, harus selalu
memperhatikantujuan#tujuaninstruksionalyangantaralaindiharapkansiswadapat:1)
Mengembangkan keterampilan dalam pengamatan, pecatatan data, pengukuran dan
manipulasi alat yang diperlukan serta pembuatan alat#alat yang sederhana; 2) Bekerja
dengan teliti dan cermat dalam mencatat dan menyusun laporan hasil percobaannya
secarajelasdanobjektif/jujur;3)Bekerjasecaratelitidancermatsertamengenalbatas#
batas kemampuannya dalam pengukuran#pengukuran; 4) Mengembangkan kekuatan#
kekuatan penalarannya secara kritis; 5) Memperdalam pengetahuan inkuiri dalam
pemahaman terhadap cara pemecahan masalah; 6) Mengembangkan sikap ilmiah; 7)
Memahami,memperdalamdanmenghayatiIPAyangdipelajarinya;8)Dapatmendesain
dan melaksanakan percobaan lebih lanjut dengan menggunakan alat dan bahan yang
sederhana.
           Pada tahun 1970, The Comission of Profesional Standards and Practices of
National Science Teachers Associatiton di Amerika menyatakan, bahwa pengalaman
siswadalamsituasilaboratoriumseharusnyamenjadibagianintergraldarimatapelajaran
sains (Hofstein dan Lunetta, 1982). Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa kegiatan
laboratoriummempunyaiperananpentingdalampengajaransains.
Romey (1978) berpendapat bahwa kegiatan laboratorium yang berorientasi
sebagai sarana untuk menjelaskan keterangan guru atau buku pelajaran sangat
berlawanan dengan sains sebenarnya. Sains adalah suatu ilmu pengetahuan
eksperimental,observasional,danberkiblatpadalaboratorium.,olehkarenaitupelajaran
sains yang efektif seharusnya berpusat pada laboratorium, bukan berpusat pada buku
pelajaran.
D.  Pendekatan Keterampilan Proses Sains
Rustaman, N (1997) mendefinisikan keterampilan proses sains sebagai
keterampilan yang diperlukan untuk memperoleh, mengembangkan dan menerapkan
konsep#konsep,prinsip#prinsip,hukum#hukum,danteorisains,baikberupaketerampilan
mental, keterampilan fisik (manual) maupun keterampilan sosial. Keterampilan proses
sainsmelibatkanketerampilan#keterampilankognitifatauintelektual,manualdansosial.
Keterampilan kognitif atau intelektual terlibat karena dengan melakukan keterampilan
prosessains,siswamenggunakanpikirannya.Keterampilanmanualjelasterlibatdalam
keterampilan proses karena mungkin melibatkan penggunaan alat dan bahan,
pengukuran, penyusunan dan perakitan alat. Interaksi dengan sesamanya dalam
pelaksanaan kegiatan  belajar mengajar, misalnya mendiskusikan hasil pengamatan
merupakanketerampilansosial.

E. Pengembangan  Keterampilan  Berpikir Kreatif Melalui Pem-belajaran
Secara umum berpikir dapat didefinisikan sebagai suatu proses kognitif, yaitu
suatu kegiatan mental untuk memperoleh pengetahuan. Dalam proses berpikir terjadi
kegiatanyangkompleks,reflektifdankreatif(PreissendalamCosta:1985)Keterampilan
merupakan suatu kemampuan melakukan sesuatu dengan baik. Kinerja keterampilan
meliputipengetahuanmengenaiyangharusdilakukan,kapandilakukan,danbagaimana
melakukannya.
Pengertian kreativitas dapat dijelaskan melalui berbagai dimensi antara lain
dimensi pribadi (person), dimensi proses, dimensi produk, dan dimensi  pendorong
(press). Berpikir kreatif menurut Lawson (1980) dimaknai sebagi suatu proses kreatif,
yaitumerasakanadanyakesulitan,masalah,kesenjanganinformasi,adanyaunsuryang
hilang,danketidakharmonisan,mendefinisikanmasalahsecarajelas,membuatdugaan#
dugaan atau merumuskan hipotesis tentang kekurangan#kekurangan, menguji dugaan#
dugaan tersebut dan kemungkinan perbaikannya, pengujian kembali atau bahkan
mendefinisikanulangmasalah,danakhirnyamengkomunikasikanhasilnya.Berpikir kreatif menurut Perkins (1985) adalah kemampuan untuk membentuk
kombinasi gagasan baru, untuk memenuhi suatu keperluan atau untuk  memperoleh
suatu hasil (produk) yang asli dan sesuai dengan kriteria pokok pertanyaan. Menurut
Liliasari(1999),keterampilanberpikirkreatifadalahkemampuanuntukmengembangkan
atau menemukan ide atau hasil yang asli, estetis dan konstruktif, yang berhubungan
dengan pandangan dan konsep serta menekankan pada aspek berpikir intuitif dan
rasional;khususnyadalammenggunakaninformasidanbahanuntukmemunculkanatau
menjelaskannyadenganperspektifaslipemikir.

F.  Deskripsi Asam Basa Dalam Model Pembelajaran
Indikator asam basa pada dasarnya adalah zat kimia yang mampu berubah
warnaatautetapdalamsuasanalarutanyangbersifatasam,basa,ataunetral.Adadua
macam Indikator asam basa yang sering digunakan untuk kegiatan praktikum siswa di
laboratoriumataulapaangan,yaituindikatorbuatandanindikatoralam.
Dalam kegiatan praktikum atau lapangan, indikator buatan yang sering
digunakan biasanya dalam bentuk kertas, misalnya lakmus merah, lakmus biru, dan
lakmus universal; Indikator buatan dalam bentuk larutan, misalnya larutan fenolptalein,
larutanuniversal,larutanmetilmerah,larutanmetilbiru,dsb.Sedangkanindikatoralam
yang sering digunakan dalam bentuk larutan misalnya larutan kol ungu, larutan bunga
ataularutankunyit.
Indikator asam basa, baik buatan atau alam dapat memberikan perubahan
warna yang khas jika digunakan untuk menguji larutan yang bersifat asam, basa atau
netral,sebagaicontohdapatdilihatpadatabelberikut.:
Tabel 1
Perubahan warna indikator buatan dalam larutan
Asam basa dan netral
Indikatorbuatanyangdigunakan
Sifatlarutanyang Fenolptalein
diuji Lakmus
merah
Lakmus
biru
Warna
semula
Warnaakhir
Asam merah biru Tidak
berwarna
Tidak
berwarna
Basa biru merah Tidak
berwarna
Merahmuda
Netral merah biru Tidak
berwarna
Tidak
berwarna
Sedangkan warna indikator alam larutan kol ungu dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel  2
Perubahan warna indikator alam dalam larutan asam
basa dan netral
1234567891011121314
S e m a k in a s a m N e t r a l S e m a k in b a s a
                Sifat#sifat asam dan basa dalam kehidupan sehari#hari selain dikenali dengan
indikator,dapatpuladiamatidarireaksinya,misalnyadalam:1. Reaksiasamdenganbasa
Larutan magnesium hidroksida (larutan bersifat basa yang terkandung dalam obat
lambung) direaksi dengan larutan asam klorida (asam lambung) menghasilkan zat
baru dan perubahan sifat larutan. Reaksi ini ditunjukkan oleh perubahan warna
indikatorfenolptaleindarimerahmuda(basa)menjaditidakberwarnapadatitikakhir
reaksi.Larutansampeltitikakhirreaksidiujilagidenganlakmusmerahdanlakmus
biruternyatamenunjukkansifatlarutantitikakhirreaksiadalahnetral.
2.Reaksiasamdengankarbonat
Larutanasamsulfat(contohairhujanasam)direaksikandenganpualam(marmer=
kalsium karbonat) menghasilkan zat baru dan membebaskan gas karbon dioksida
(CO2). Gas karbon dioksida dapat diuji dengan air kapur yang semula bening
menjadikeruhmenunjukkanadanyareaksi.Ataudilakukanujinyala,nyalaapikorek
apiataulilindapatpadamdenganadanyagaskarbondioksida.
3.Reaksiasamdenganlogam
Berbagaimacamlogam:besi,seng,aluminium,tembaga,seng,timbal,magnesium,
dan timah. Masing#masing logam tersebut diuji dengan larutan cuka, kemudian
masing#masing logam tersebut diuji pula dengan larutan asam sulfat, dan asam
cuka.Hasilreaksiadalogamyangbereaksicepat,lambatdantidak bereaksidengan
masing#masing larutan asam tersebut. Logam#logam yang bereaksi dengan asam
menghasilkanzatbarudanmembebaskangashidrogen.Keberadaangashidrogen
(H2)diujidengannyalaapimenghasilkanletupan.
4. Reaksibasadenganlogam
Larutan natrium hidroksida (sifat basa) direaksikan dengan serbuk aluminium
(logam) menghasilkan zat baru dan membebaskan gas hidrogen. Keberadaan gas
hidrogendiujidengannyalaapimenghasilkanletupan.Gashidrogenjikaditampung
dalam jumlah banyak dan digunakan untuk “meniup” balon, setelah balon
menggelembung cukup besar kemudian diikat, selanjutnya dilepaskan dapat
menyebabkanbalonnaikkeudara(terbang).Mengapa?Dalamhalinikarenamassa
molekulrelatifhidrogenlebihkecildibandingkanmassamolekulrelatifudara.
     
V. Metode Penelitian
A. Metode 
Penelitian ini terdiri atas kajian teoritis dan studi eksperimen. Kajian teoritis
berupastudiliteraturdanpengembanganmodelstudieksperimen.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kelas.
Penelitian ini difokuskan pada pengembangan model pembelajaran kimia yang dapat
meningkatkanpenguasaankonsep,keterampilanberpikirkreatifdanketerampilanproses
sainssiswa.
B. Lokasi dan Subyek Penelitian
Lokasipenelitiandilakukandisalah satuSMPNegeridiKotaBandung.Alasan
pemilihan sekolah tersebut sebagai subyek penelitian, karena sekolah tersebut telah
melaksanakan kurikulum sains 2004, dan pada kurikulum itu tercantum materi#materi
kimiayangmenarikuntukdilakukanpenelitianlingkupditinjaudarimateribahasandan
pembelajarannya.
Subyek dalam penelitian ini, ditetapkan siswa dari salah satu kelas IX (satu
kelas sebanyak 40 orang siswa) semester genap tahun pelajaran 2004/2005. Siswa
dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu kelompok yang  mempunyai kemampuan
tinggi, kemampuan sedang dan kemampuan rendah. Kategori kemampuan tersebut
didasarkan pada nilai rata#rata ulangan harian siswa pada mata pelajaran sains#kimia
kelasIXsemester1.
C. Prosedur Penelitian
PenelitiandalampenerapanModelPembelajaranInkuiriBerbasisLaboratoriumSebagaiWahanaPendidikanSiswaSMPdilaksanakandenganbeberapatahapan,yaitu:
1.TahapPersiapan
 Padatahapinidimulaidenganmerancangmodelpembelajaran,evaluasi,serta
angket siswa. Pembuatan model pembelajaran untuk meningkatkan penguasaan
konsep,keterampilanberpikirkreatifdanketerampilanprosessainsdimulaidengan
mengkaji konsep#konsep sains#kimia yang sesuai untuk siswa SMP. Selanjutnya
menganalisiskonsepuntukmenentukanlabelkonsep,definisikonsep,jeniskonsep,
atribut konsep, dan hirarki konsep. Selanjutnya dibuat peta konsep dari konsep#
konsep yang ada, dan langkah terakhir pada tahap ini adalah membuat model
pembelajaran.
2.TahapPelaksanaan
Pada tahap ini dilakukan penerapan model pembelajaran yang telah dibuat.
Dalam penerapan model pembelajaran tersebut dilakukan oleh guru kelas,
sedangkan peneliti dibantu dua rekan sejawat bertindak sebagai observer yang
mengamati kegiatan#kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran
berlangsung.
3.TahapAnalisis
Setelah implementasi model pembelajaran selesai, data yang telah terkumpul
dianalisisdandiolahsecarastatistikuntukdatakuantitatifdansecaradeskriptifuntuk
datakualitatif.Adapundatayangdiperolehberasaldari:
a. Soaltes
         Soaltesyangdigunakandalampenelitianiniadalahtesobyektifbentukpilihan
gandaterdiridari20butirsoal.Sebelumtesinidigunakansebagaialatpengumpul
data, terlebih dahulu dilakukan uji coba untuk pengujian terhadap daya pembeda
(DP),tarafkemudahan(TK),validitas,danreliabilitasbutirsoal.
b. Angket
Angket digunakan untuk memperoleh data mengenai tanggapan siswa
terhadapmodelpembelajaranyangdigunakan.Angket disusundalambentukskala
Likert.
D.   Instrumen Penelitian
Instrumenyangdigunakandalampenelitianiniadalah:
1. LembarTesTertulis
Lembar tes tertulis berisi 20 butir soal yang bertujuan untuk mengukur
penguasaan konsep asam basa, mengukur keterampilan berpikir kreatif dan
keterampilanprosessains,baiksebelummaupunsesudahpembelajaran.
2. LembarKegiatanSiswa(LKS)
Lembar kegiatan siswa digunakan untuk membekali pemahaman konsep,
keterampilanberpikirkreatifsiswadanketerampilanprosessains.
Sebelumdiimplementasikan,lembarkerjasiswainidiujicobakan2kalipadalingkungan
terbatas.
3.Angket
Angket digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa mengenai model
pembelajaran yang diimplementasikan, mengetahui pendapat  siswa terhadap
pembelajaransainskimiakhususnyapokokbahasanasambasa.
4. Wawancara
Pedomanwawancaradigunakanuntukmemperolehtanggapangurudansiswa
terhadapmodelpembelajaranyangdigunakan.Wawancaradilakukanterhadapgurudan
siswasecaraterpisah,dilakukansetelahpembelajaran.
5. Observasi
Pedoman observasi digunakan untuk melihat guru menerapkan model
pembelajaran yang dibuat oleh peneliti. Pelaksanaan observasi dilakukan oleh penelitisebanyaktigakalipertemuanpembelajaran.
E.   Pengumpulan Data
Dalampenelitianiniteknikpengumpulandatadilakukanmelalui:
1.Testertulissebelumpembelajaran(PreTes)
2.Testertulissetelahpembelajaran(PosTes)
3.AngketSiswa
4.Catatanlapangan,observasidanwawancara.
Data hasil pengisian angket yang merupakan tanggapan siswa terhadap
implementasimodelpembelajaranditabulasidandihitungdalampersentase.
F.  Teknik Analisis Data
Data hasil penelitian yang diperoleh berupa data kuantitatif, yaitu data yang
diperolehdarihasilpretesdanpostes,dandatakualitatifyaitudatayangdiperolehdari
tanggapanguru,hasilobservasipembelajarandanhasilangketisiansiswa.
VI. Analisis Data, Temuan dan Pembahasan
Analisisdilakukanterhadapdatasebelumpenerapanmodelpembelajaran,pada
saatpenerapanmodelpembelajarandansesudahpenerapanmodelpembelajaran.
PenilaianinidilakukanterhadapsiswasatukelasIXSMPNegeriterdiridari44
siswa.Dataterkumpulsecaralengkap yang meliputi datanilairata#rataulanganharian
sains#kimia, nilai Pre Tes dan Pos Tes ada 40 siswa, karena 4 siswa selama
implementasi model pembelajaran dilakukan tidak lengkap mengikuti kegiatan karena
alasansakit,sehinggadatayangdiolahsebanyak40siswa.
A.  Analisis Data
1.   Penguasaan Konsep Siswa
Data yang dianalisis untuk memperoleh gambaran tentang penguasaan konsep
siswaadalahhasilskortesawal(PreTes)danskorhasiltesakhir(PosTes).
Peningkatan penguasaan konsep yang dicapai siswa menggambarkan
peningkatan pemahaman masing#masing siswa tentang konsep yang telah dipelajari
denganrata#rataskorsebesar3,9(19,5%)danskorrata#ratatotal4,3(21,5%).
PeningkatanpenguasaankonsepyangdicapaisiswadalamPreTesdanPosTes
digambarkanpadagrafikberikut.
0
5
10
15
20
Pretes Postes Gain
Hasil Belajar
Rata-rata
Grafik 1 Grafik Perbandingan Penguasaan Konsep Siswa dalam Pre
Tes dan Pos Tes

Berdasarkan data menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan dalam
peningkatanpenguasaankonsepyangdicapaisiswa.
BerdasarkanhasilpengolahandatadiperolehbahwadatahasilbelajarPreTes,
danPosTesberdistribusinormalpadatarafsignifikan0,05.
Untuk melihat homogenitas pasangan kelompok nilai yang akan dianalisis
dalamHasilpengamatananinidilakukanpengujianhomogenitasvariansmenggunakan
uji F, yaitu dengan cara membandingkan varians dari masing#masing kelompok yangakandiuji.HasilpengujianujiFdiperolehnilaiFhitung:1,68<dibandingkannilaiFtabel
:1,70
sehinggadapatdisimpulkanbahwapasangankelompoknilaiyangakandianalisisadalah
homogen.
Jumlah kelompok kemampuan ada tiga, kelompok tinggi ditempati oleh siswa
yang memiliki nilai rata#rata ulangan harian antara 7,50 + 0,84 = 8.34 hingga 10,
kelompok sedang ditempati oleh siswa dengan nilai rata#rata ulangan harian < 8,34
hingga7,50–0,84=6,66;sedangkankelompokrendahdengannilairata#rataulangan
harian<6,66.
Rata#rata skor untuk  kelompok tinggi, sedang dan rendah terlihat pada tabel
berikutini.
Tabel 4   Rata-rata Skor  Pre Tes, Pos Tes, Gain Kelompok Siswa
                      Kemampuan Tinggi, Sedang dan Rendah
Kelompok  N  Rata-Rata Skor
Pre Tes  Pos Tes  Gain
Tinggi 4 9,5 14,5 5,00
Sedang 28 9,4 13,7 4,30
Rendah 8 9,5 13,4 3,90
Tabel di atas menunjukkan bahwa ada peningkatan penguasaan konsep baik
pada masing#masing siswa maupun pada kelompok siswa sebelum dan sesudah
pembelajaran.

Langkah selanjutnya adalah membandingkan rata#rata nilai hasil pembelajaran
berdasarkan tingkat kemampuan siswa sebelum (Pre Tes) dan sesudah (Pos Tes)
dilakukan dengan uji-t. Demikian juga data hasil pembelajaran siswa antar kelompok
berdasarkan tingkat kemampuan siswa kelompok tinggi, sedang dan rendah diolah
denganuji#t
Tabel 5 Ringkasan Uji-t untuk Hasil Belajar Sebelum (Pre Tes) dan
Sesudah (Pos Tes) Pembelajaran 
Uji#t Mean N Dk t
tabel
thitung Kesimpulan
PreTes 9.4 40 39 1.68 13.11 Berbedasignifikan
PosTes 13.7 40   
Klpk.Tinggi 5.0 4 30 1.70 0.643 Tidakberbedasignifikan
Klpk.Sedang 4.3 28   
Klpk.Tinggi 5.0 4 10 1.81 0.887 Tidakberbedasignifikan
Klpk.Rendah 3.9 8   
Klpk.Sedang 4.3 28 34 1.68 0.484 Tidakberbedasignifikan
Klpk.Rendah 3.9 8   

BerdasarkandatapadaTabel5diketahuibahwaberdasarkanhasiluji#t,secara
keseluruhan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah pembelajaran menunjukkan
perbedaanyangsignifikan(padatarafsignifikansi5%diperoleh,yaituthitung:13,11 >t
tabel
:
1,68 (p = 0,000 < 0,05).  Sedangkan hasil belajar berdasarkan tingkat kemampuan
kelompok siswa: Kelompok Tinggi # Kelompok Sedang (p = 0,565 > 0,05); Kelompok
Tinggi–KelompokRendah(p=0,396>0,05);danKelompokSedang–Rendah)(p=
0,632>0,05)sebelumdansesudahpembelajarantidakmenunjukkanperbedaan yang
signifikan (pada taraf signifikansi 5% diperoleh thitung < t
tabel).  Jadi model pembelajaran
dapatditerimasecarameratauntuksemuakelompoksiswa.
Peningkatan penguasaan konsep siswa untuk setiap konsep diambil dari dataPre Tes dan Pos Tes. Jumlah butir soal yang digunakan untuk mengukur penguasaan
konsepasambasaada20butir,sedangkanjumlahkonsepyangdipelajarisiswaada5
konsep.
Peningkatan penguasaan konsep dari data hasil Pre Tes dan Pos Tes tertera
padaTabel6
Tabel 6  Skor Pre Tes dan Pos Tes untuk Tiap Konsep yang tercantum dalam
Kegiatan Inkuiri Berbasis Laboratorium
 Rata-Rata
No Soal  Definisi Konsep
Pre
Tes
Pos
Tes
Gain 
1, 2, 3, 8, 9,
10, 12, 13,
14
Asam mempunyai sifat masam, dapat diuji
dengan indikator; Basa mempunyai sifat
kelat, licin pada tangan, dapat diuji dengan
indikator; Netral mempunyai rasa tidak
masam atau basa, dapat diuji dengan
indikator; dan Indikator zat petunjuk sifat
larutanasam,basaataunetral(KAB1)
3,13 5,93 2,80
4, 5, 6, 11,
15, 18
Reaksiasamdenganbasamenghasilkanzat
baru, diuji dengan indikator bersifat netral.
(KAB2)
3,10 3,88 0,78
7, 17  Reaksiasamdengankarbonatmenghasilkan
zat baru dan menghasilkan gas karbon
dioksida(KAB3)
1,10 1,43 0,33
16, 19  Reaksi asam dengan logam menghasilkan
zatbarudangashidrogen(KAB4)
1,25 1,63 0,38
20  Reaksibasadenganlogammenghasilkanzat
barudangashidrogen(KAB5)
0,85 0,85 0
 Rata-Rata 1,88 2,74 0,16

Datadiatasmenunjukkanbahwaada4konsep yangmengalamipeningkatan.
Peningkatantertinggi yaitusebesar 2,80(31,11%) diperolehpadakonsep Pengenalan
SifatAsamdanSifatBasa.Ada1konsepyangtidakmengalamipeningkatan(tetap),
yaituReaksiBasadenganLogam0,00 (0,00%).
2.    Keterampilan Berpikir Kreatif
Butir#butir soal yang digunakan dalam penelitian ini selain digunakan untuk
mengukur penguasaan konsep siswa, juga digunakan untuk mengukur peningkatan
keterampilan berpikir kreatif siswa. Indikator keterampilan berpikir kreatif yang diukur
disesuaikan dengan keterampilan berpikir kreatif yang dikembangkan dalam model
pembelajaran asam basa. Indikator keterampilan berpikir kreatif ini meliputi:
membangkitkankeingintahuandanhasratuntuktahu,memandanginformasiyangsama
darisudutpandangyangberbeda,meramaldariinformasiyangterbatas,memilihhal#hal
yangmungkintidakrelevan,danmembangundiataspengetahuanyangtelahadapada
siswa.
Nilai Pre Tes dan Pos Tes untuk setiap indikator keterampilan berpikir kreatif
diolahuntukmenentukanpeningkatanketerampilanberpikirkreatifsiswasepertitertera
padatabel7
    Tabel 7    Skor Pre Tes dan Pos Tes untuk Keterampilan Berpikir 
                          Kreatif
No Soal Indikator
Rata-Rata
Gain Pre Tes  Pos Tes
1, 2, 4  Membangkitkan keingintahuan
danhasratuntuktahu(KBK1)
1,35 2,13 0,78
7, 16  Memandang informasi yang
sama dari sudut pandang yang
berbeda(KBK2)
1,05 1,40 0,35
8,  9, 11, 12  Meramal dari informasi yang
terbatas(KBK3)
1,10 2,23 1,13
3  Memilih hal#hal yang mungkin
tidakrelevan(KBK4)
0,75 0,80 0,05
5, 6, 10, 13,
14, 15,  17,
18, 19, 20
Membangun konsep di atas
pengetahuan yang telah ada
padadirisiswa(KBK5)
5,10 7,10 2,00
 Rata-Rata 1,87 2,73 0,86
                 Daritabeldiatasmenunjukkanbahwaseluruhindikatorketerampilanproses
berpikir kreatif meningkat. Peningkatan terbesar adalah membangun konsep di atas
pengetahuanyangsudahadapadasiswa2,00 (20%)sedangkanyangterendahadalah
keterampilanmemilihhal#halyangmungkintidakrelevanyaitusebesar0,05(5%.).
3.    Keterampilan Proses Sains
               Beberapabutirsoaldalampenelitianinidigunakanjugauntukmengukur
peningkatanketerampilanprosessainssiswa.Indikatorketerampilanprosessains
yangdiukurdisesuaikandengan
keterampilanprosessainsyangdikembangkandalammodelpembelajaranasambasa.
Indikator keterampilan proses sains ini meliputi: melakukan pengamatan (observasi),
menafsirkan pengamatan (interpretasi), mengelompokkan (klasifikasi) dan menerapkan
konsepatauprinsip.
Nilai Pre Tes dan Pos Tes untuk setiap indikator Keterampilan Proses Sains
diolahuntukmenentukanpeningkatanketerampilanprosessainssiswadanterterapada
tabel8
Tabel 8   Skor Pre Tes dan Pos Tes untuk Keterampilan Proses
                        Sains
Rata-Rata
No Soal  Indikator
Pre
Tes
Pos
Tes
Gain 
1,  2  Melakukanpengamatan(observasi)
(KPS1)
1,03 1,50 0,47
3, 4 Mengelompokkan(klasifikasi)
(KPS2)
1,10 1,43 0,33
7, 8, 9, 11,
12, 16, 19,
20
Menafsirkan pengamatan (interpreta# si)
(KPS3)
3,55 5,28 1,73
5, 6, 10, 13,
14, 15,  17, 
18
Menerapkankonsepatauprinsip(KPS4) 3,75 5,48 1,73
 Rata-Rata 2,36 3,42 1,06
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa seluruh indikator keterampilan proses
sains meningkat. Peningkatan terbesar ada dua, yaitu menafsirkan pengamatan
(interpretasi)danmenerapkankonsepatauprinsip sebesar1,73(21,62%).Sedangkanyangterendahadalahketerampilanmengelompokkan,yaitusebesar0,33 (16,5%).
4.  Hasil Observasi
Dari hasil observasi dapat dikemukakan bahwa guru telah melaksanakan
kegiatan pembelajaran sesuai dengan tuntutan rancangan model pembelajaran.
Walaupundemikian guru tidakterlalu terikat dengan apa yang tercantum dalam model
pembelajaran,karenapertanyaan#pertanyaanatauarahankegiatanyangterdapatdalam
rancangan pembelajaran dapat dikembangkan oleh guru, sehingga dapat cepat
dimengertiolehsiswa.
Dari hasil observasi ini Hasil pengamatan mengakses aspek afektif yang
dilakukansiswaselamakegiatanlaboratoriumberlangsungsepertiterlihatpadatabel9
Tabel9AspekAfektifSiswaDalamKegiatanLaboratorium
Deskripsi
No AspekyangDiakses
Ya Tidak
1 Kerjasamadalamkelompok √
2 Aktivitasdalamberdiskusi √
Tabel4.10.AspekAfektifSiswaDalamKegiatanLaboratorium(Lanjutan)
Deskripsi
No AspekyangDiakses
Ya Tidak
3 Kejujurandalammenuliskandata √
4 Kecermatandalambekerja √
5 Menghargaipendapatteman √
6 Mengelolakebersihanalat √

SelainaspekafektifyangHasilpengamatanjugamengaksesaspekpsikomotor
yang dilakukan siswa selama kegiatan laboratorium berlangsung diantaranya: (1)
keterampilan mencampurkan zat; (2) keterampilan menggunakan indikator kertas atau
larutan; (3) keterampilan mengukur volume larutan; (4) keterampilan mengkonversi
volumelarutandan(5)keterampilanmereaksikanzat.
Darihasilobservasidapatdiketahuibahwamodelpembelajaranberbasisinkuiri
laboratoiuminidapatmengembangkanaspekafektifdanpsikomotorsiswa,danhalini
perlu menjadi perhatian bagi para guru untuk melakukan penilaian secara khusus
terhadapaspekafektifdanpsikomotordenganmenyesuaianaspek#aspekyanghendak
diaksespadasetiapkegiatanlaboratoium.
5.   Model Pembelajaran Sebagai Wahana Pendidikan Sains Siswa SMP
Model pembelajaran sebagai wahana pendidikan ini disusun untuk
mengembangkanketerampilanberpikir,bekerjakeras,sifatjujurdanbekerjasama.
a.KeterampilanBerpikir
Keterampilan berpikir yang dikembangkan dalam model   pembelajaran ini
adalah keterampilan berpikir tingkat tinggi yaitu keterampilan berpikir kreatif.  Pada
awalkegiatanpembelajaran,kepadasiswadimulaidenganungkapanmasalahyang
berhubungandengankehidupansehari#hari.Halinidilakukanagarsiswalebihterlatih
dalam pikirannya bahwa banyak masalah yang ada dalam kehidupan sehari#hari,
sehingga diharapkan timbul pertanyaan “mengapa”, “bagaimana” , “apa yang
menyebabkan”sampaiakhirnyasiswamempunyaiacuan untukdapatmemecahkan
masalahtersebut.
b. BekerjaKeras
KegiatanlaboratoriumdalamHasilpengamatananinidiperlukanketekunandan
keuletan.Padakegiatan5,yaitupadasaatsaatsiswamenggelembungkanbalondari
tekanan gas yang berasal dari reaksi serbuk aluminium dengan larutan natrium
hidroksida, dan hasil gelembungnya besar sehingga balon berisi gas hidrogen itu
mamputerbangharusdilakukanberulang#ulangdanpenuhresiko,karenapercobaaninicukupberbahayadapatmenghasilkanpanasyangtinggipadabotoltempatreaksi
zat#zat yang direaksikan, atau khawatir balonnya meletus sehingga harus segera
dicabutdarimulutbotol.
c. Kejujuran
Kejujuran diperlukan dalam model pembelajaran ini, mulai dari siswa
mengerjakan Pre Tes, mencatat data pengamatan, menjawab pertanyaan berdasarkan
data dan pengamatan,  melaksanakan Pos Tes, mengisi angket ataupun ketika
diwawancara.
d. Bekerjasama
Kerjasama antara siswa dan siswa dengan guru terjadi sebelum kegiatan
laboratoriumdimulaisampaiakhirkegiatanlaboratorium.Kegiatanlaboratoriuminidiikuti
oleh 8 kelompok, dengan masing#masing kelompok terdiri dari 5 orang. Alat#alat dan
bahanyangdigunakandalamkegiatanlaboratoriumdisiapkandandibawaolehsiswa,
adanyapembagiantugasyangbaikantarasiswamenyebabkansemuasiswamendapat
tugas membawa alat dan bahan.Guru mengarahkan bagaimana memperoleh alat dan
bahanyangberasaldarilingkungansekitarkita.Kerjasamaantarasiswapunlebih
nampak ketika mereka melakukan kegiatan LKS di laboratorium, baik tanya jawab
ataupundiskusi.
6.   Tanggapan Siswa Melalui Angket
Berdasarkan hasil angket diperoleh tanggapan siswa terhadap pembelajaran
sains#kimia di SMP. Tanggapan siswa tersebut diperlihatkan dalam skala sikap 3#2#1#0
untukpernyataanpositif,danskalasikap0#1#2#3untukpernyataannegatif.
7.   Wawancara dengan Siswa dan Guru
                   Wawancara dilakukan terhadap enam orang siswa yang merupakan
perwakilandaritiapkelompokkategoritinggi,sedangdanrendah.Darihasilwawancara
tersebut diperoleh temuan berupa tanggapan siswa terhadap pembelajaran, model
pembelajaran, konsep#konsep kimia, dan sarana pembelajaran di laboratorium. Tujuan
diadakannya wawancara ini adalah untuk mengetahui tanggapan siswa yang tidak
diperolehdarihasilangketsiswa.
B.   Temuan Dan Pembahasan
Berdasarkan analisis data diperoleh beberapa penemuan, diantaranya
peningkatanpenguasaankonseptentangasambasa,peningkatanketerampilanberpikir
kreatif siswa, peningkatan keterampilan proses sains siswa, aspek#aspek keterampilan
berpikir kreatif dan keterampilan proses yang dapat dikembangkan melalui model
pembelajaran, tanggapan siswa dan karakteristik model pembelajaran yang
dikembangkan.
1.   Peningkatan Penguasaan Konsep Siswa 
        Berdasarkan Pre Tes dan Pos Tes hasil pembelajaran masing#masing siswa
maupun kelompok, pemahaman konsep yang telah dipelajari siswa mengalami
peningkatan dengan rata#rata skor sebesar 3,9 (19,5%) dan skor rata#rata total 4,3
(21,5%). Peningkatan pemahaman konsep terjadi pada siswa secara individu maupun
untuk kategori kelompok tinggi, sedang maupun rendah. Peningkatan konsep terbesar
padakelompoktinggisedangkanskoryangterkecilpadakelompokrendah.
              ModelPembelajaraanAsamBasaBerbasisInkuiriLaboratoriuminimencakup5
konsep.Ditinjaudariperolehanskorrata#ratadangaindariPreTesdanPosTesterdapat
4konsepmengalamipeningkatandanada1konsepyangtidak mengalamipeningkatan
(tetap). Peningkatan tertinggi yaitu sebesar 2,80 (31,11%) diperoleh pada konsep
Pengenalan Sifat Asam dan Sifat Basa.  Ada   1 konsep yang tidak mengalami
peningkatan(tetap),yaituReaksiBasadenganLogam0,00 (0,00%).
2.   Peningkatan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa 
Hasil pengamatanan ini menunjukkan bahwa ada peningkatan keterampilan
berpikir kreatif setelahimplementasi model pembelajaran.Ada 5 indikator keterampilan
berpikirkreatif,yaitu:membangkitkankeingintahuandanhasratuntuktahu,memandang
informasi yang sama dari sudut pandang yang berbeda, meramal dari informasi yang
terbatas, memilih hal#hal yang mungkin tidak relevan, dan membangun konsep di ataspengetahuanyangtelahadapadadirisiswa.

Rata#rata skor Pre Tes dan Pos Tes untuk keterampilan berpikir mempunyai
peningkatan.Olehkarenaitumodelinidapatdigunakansebagaialternatifdalammelatih
danmeningkatkanketerampilanberpikirkreatifsiswa.Halinisesuaidenganpendapat
Preissen dalamCosta(1985)bahwasecara umum berpikirdapatdidefinisikansebagai
suatu proses kognitif, yaitu suatu kegiatan mental untuk memperoleh pengetahuan.
Dalamprosesberpikirterjadikegiatanyangkompleks,reflektifdankreatif.

3.  Peningkatan Keterampilan Proses Sains Siswa 
Hasil Hasil pengamatanan ini menunjukkan bahwa ada peningkatan
keterampilan proses sains setelah implementasi model pembelajaran. Ada 4 indikator
keterampilanprosessains,yaitu:melakukanpengamatan(observasi),mengelompokkan
(klasifikasi),menafsirkanpengamatan(interpretasi)danmenerapkankonsepatauprinsip.
PembelajaranIPAyangbertolakdarikonseppadaumumnyaakanlebihefektif
bila diselenggarakan melalui model pembelajaran yang termasuk rumpun pemrosesan
informasi. Model pemrosesan informasi bertitik tolak dari prinsip#prinsip pengolahan
informasi yang diterima individu. Model ini menjelaskan cara individu memberi respon
yangdatangdarilingkungannya,yaknidengancaramengorganisasidata,memformulasi
masalah, membangun konsep dan rencana pemecahan masalah serta menggunakan
simbol#simbol verbal dan non#verbal. (Joyce & Weil, 1992). Ditinjau dari keterampilan
proses sains yang terdiri dari sejumlah keterampilan yang satu sama lain sebenarnya
tidak dapat dipisahkan, karakteristik keterampilan proses sains klasifikasi merupakan
keterampilan proses sains berupa penggolongan pola yang sudah ada (Rustaman,
1995).
Rata#rata skor Pre Tes dan Pos Tes untuk keterampilan proses sains
mempunyaipeningkatan.Olehkarenaitumodelinidapatdigunakansebagaialternatif
dalammelatihdanmeningkatkanketerampilanberpikirkreatifsiswa.
4.  Tanggapan Siswa  Terhadap Model Pembelajaaran
              Berdasarkanhasilanalisisangketdanjuga ditindaklanjutidenganwawancara
yangmerupakantanggapansiswaterhadapmodelpembelajaraanyangdikembangkan,
terdapat temuan#temuan tanggapan yang positif.  Aspek#aspek penting yang paling
menonjoldapatdikemukakansebagaiberikut:Siswamerasasenangbelajarsains#asam
basa dengan model pembelajaraan inkuiri berbasis laboratorium sebagai wahana
pendidikan siswa SMP; LKS asam basa yang telah dicoba memerlukan siswa untuk
berpikir kritis dankreatif; LKS asam basa memerlukan siswa untuk dapat menerapkan
pengetahuan(konsep)asam#basadalamkehidupansehari#hari;danSoaltesasambasa
yang siswa kerjakan berkaitan dengan LKS yang dipraktikumkan. Siswa juga
memberikan pesan dan saran antara lain:Agar praktikum dengan pola seperti LKS ini
sering dilakukan, karena membuat siswa berpikir dan mencari jawabannya dari hasil
observasipraktik.
5. Tanggapan Guru Terhadap Model Pembelajaran
 Tanggapan guru terhadap model pembelajaran yang digunakan sangat baik.
Guru sangat senang dengan model pembelajaran inkuiri berbasis laboratorium, karena
selamainipokokbahasanasambasapernahdiajarkandenganpraktikum,tetapiLKS#
nya lebih terbimbing, tidak banyak menuntut siswa berpikir lebih menggali untuk
menemukanapalagimengembangkankonsepsupayadapatmengaplikasikannyadalam
kehidupansehari#hari.Disampingitugurumerasabahwamodelyangdigunakandalam
pembelajaranasam basa ini merupakanmodel nyatapola inkuiri yang menuntutsiswa
mengembangkan berpikir logis, kritis dan kreatif. Tanggapan guru terhadap model
pembelajarandiperolehdarihasilwawancara.VII. Kesimpulan, Keterbatasan dan Saran
A.    Kesimpulan
        Berdasarkanhasilanalisisdata,temuandanpembahasanpadapenelitianini,maka
dapatditarikkesimpulansebagaiberikut.
1. Modelpembelajaranyangdisusundapatmeningkatkanpenguasaankonsepsiswa.
Penguasaan konsep tertinggi yang dicapai siswa adalah sifat#sifat larutan asam
basa,terendahadalahkonsepreaksibasadenganlogam.
2. Model pembelajaran yang disusun dapat meningkatkan keterampilan berpikir
kreatif siswa. Keterampilan berpikir kreatif tertinggi setelah implementasi model
pembelajaran adalah membangun konsep di atas pengetahuan yang sudah ada
pada diri siswa, sedangkan yang terendah adalah memilih hal#hal yang mungkin
tidakrelevan.
3. Modelpembelajaranyangdisusundapatmeningkatkanketerampilanprosessains.
Peningkatantertinggiterjadipadaindikatormenafsirkanpengamatan(interpretasi)
dan menerapkan konsep atau prinsip, sedangkan terendah pada indikator
mengelompokkan(klasifikasi).
4. Modelpembelajaranyangdisusundapatdijadikanwahanapendidikansainsuntuk
mengembangkan keterampilan berpikir kreatif, bekerja keras, bekerja sama dan
kejujuransiswa.
5. Model pembelajaran dapat dijadikan alternatif percontohan dalam
penyelenggaraan pembelajaran praktikum yang murah dengan memanfaatkan
lingkungansekitarkita.
6. Modelpembelajaranyangdisusunmendapattanggapanpositifdari
siswa karena kegiatan menyenangkan, menggunakan alam sekitar,  siswa
melakukansendiridanmengamatikegiatan#kegiatandilaboratorium.
7. Modelpembelajaranyangdisusunmendapattanggapanpositifdariguru,karena
menuntutsiswaberpikirdanmengembangkanketerampilanprosessainssiswa.
8. Keunggulan model pembelajaran yang dikembangkan antara lain:   a.
Pembelajaranberpusatpadasiswa
b.Siswamempunyaikonsepdasaryangbaik
c. Dapat mengetahui pengembangan aspek kognitif, afektif   psikomotor siswa
selamakegiataninkuirilaboratorium.
d.Meningkatkanketerampilandanketekunansiswaselamamelakukanpraktikum
Sedangkankelemahannyaantaralain:
Waktuyangdigunakanrelatiflamaterutamapadatahapandiskusi
B. Keterbatasan
Modelpembelajaranyangdisusuninimemilikiketerbatasanantaralain:
1. Distribusi soal dan tingkat kesulitan soal yang tidak sama untuk setiap aspek
berpikir keatif dan keterampilan  proses  sains  sehingga  menyulitkan  dalam
mengambilkesimpulan.
2. Keperluan tiap alat dan bahan (zat kimia) dari lingkungan sekitar kita untuk
pembelajaransainsberbasisinkuirilaboratoriumtidakdiuraikansecararinciseperti
halnyasuatukatalogalatdanbahaan.
3. Pengelompokan  siswa   didasarkan  pada  hasil rata#rata ulangan harian mata
pelajaran sains – kimia semester 1 kelas IX,  tidak mencerminkan kemampuan
siswa dalam mata pelajaran sains keseluruhan dengan mata pelajaran sains #
fisikadansains#biologi.
C.  Saran
Berikutinidikemukakanbeberapasaranberdasarkanhasilanalisis,temuan
danpembahasan:
1. Untuk  mengatasi  waktu  pembelajaran   yang   dirasakan   kurang   dalam
melaksanakan model pembelajaran, guru hendaknya mengatur bagian#bagianpembelajarantertentuyangdapatdikerjakansiswadiluarjamkelas.
2.   Keterampilan  berpikir  kreatif  dan  keterampilan  proses  sains   sebaiknya
dikembangkangurudenganmenggunakanpokokbahasanlainnya.DAFTAR PUSTAKA
############, (2003), Pendekatan Kontekstual,  Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama,
DirektoratJenderalPendidikanDasardanMenengah,Depdiknas.
Arikunto,S.(1996).Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan.Yogyakarta:BumiAksara
Colburn,Alan.(2000).An Inquiry Primer, Science Scope, March2000.
Costa, Arthur L (1985). Developing Minds,A Resource Book for Teaching Thinking.
AssociationforSupervisionandCurriculumDevelopment,Alexandria,Virginia
Dahar,R.W.(1996).Teori-Teori Belajar.Jakarta:Erlangga
Depdiknas,(2003),Kurikulum2004, Standar Kompetensi, Mata Pelajaran Sains, Sekolah
Menengah Pertama, dan Madrasah Tsanawiyah, Jakarta.
HarriessFO,FergusonHJC(1979).Chemistry 11 – 13, Longman
Hodson. D. (1996). “Practical Work in School Science: Exploring Some Directions for
Change”. International Journal of Science Education(11).541–553
Hofstein, Ari and Lunetta. Vincent N. (1982). “The Role of Laboratory in Science
Teaching:NegletedAspectofResearch”. Review of Educational Research.52(2),
201–207.
Indrawati,(1999/2000),Model-Model Pembelajaran IPA,Bandung:PPPGIPA
Joyce,BruceandWeil,Marssha,(1992), Models of Teaching, New Jersey, PrenticeHall,
Inc.
Kartimi,(2003),Pengembangan Model Pembelajaran Interaktif Berbasis Komputer Untuk
Bahan Kajian Partikel-Partikel Materi Sebagai Wahana Pendidikan Siswa SLTP,
TesisPPSUPIBandung:tidakditerbitkan.
M. Amin, (1987), Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) DenganMenggunakan
Metode “Discovery” dan “Inquiry”,  Jakarta: Proyek Pengembangan Lembaga
Pendidikan Tenaga Kependidikan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi,
Depdikbud.
M.D. Dahlan, Zainsyah, A.E, dkk, (1984), Model-Model Mengajar,  Bandung:
C.V.Diponegoro
NancySusianna,(2003),Model Pembelajaran Berbasis Kegiatan Laboratorium Sebagai
Wahana Pendidikan Siswa SLTP Pada Pokok Bahasan Materi,  Tesis PPS UPI
Bandung:TidakDiterbitkan.
Nuryani Rustaman., Andrian Rustaman, (1997), Pokok-Pokok Pengajaran Biologi dan
Kurikulum 1994, Jakarta:PusbukDepdikbud
Ridwan Efendi,  (2003). Pengembangan Model Pembelajaran Learning Cycle Untuk
Mengkaji Pemahaman Konsep dan Kemampuan Inkuiry Siswa SMU Pada Konsep
Hukum Newton Tentang Gerak, TesisPPSUPIBandung:TidakDiterbitkanRutherford,J.F.,AhlgrenAndrew,(1989), Science For All Americans,  NewYork:Oxford
UniversityPress.
S.KarimA.Karhami,(1998),Panduan Pembelajaran Fisika,  Jakarta:PusbukDepdikbud
StebbensDerek(1972).Chemistry By Inquiry, Teachers’ Guide, HeinemannEducational
BooksLtd,London.
Sukarno,KertiasaN,Hadiat,PadmawinataD,(1977). Dasar-Dasar Pendidikan Science, 
Jakarta:Bhratara
Sund, R.B, dan Trowbridge, Leslie W, (1973)., Teaching Science By Inquiry In The
Secondary School,  Second Edition, Columbus: Charles E.Merill Publishing
Company.
The American Association for The Advancement of Science, 1993, Benchmarks For
Science Literacy, AmericanAssociationForTheAdvancementofScienceProject
2061,OxfordUniversityPress,Inc,200MadisonAvenue,NewYork10016.
The National Academy of Science, (1996), National Science Education Standards,
Washington,DC:NationalAcademyPress.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar